Kamis, 30 Juni 2022

Apa saja Rantai makanan di Laut ?

A. Produktivitas Primer

Istilah produktivitas primer seringkali ditafsirkan sebagai biomassa (standing crop), padahal keduanya memiliki esensi yang berbeda. Menurut Odum (1971) dan Odum (1983), yang dimaksud dengan produktivitas primer di dalam suatu komunitas atau ekosistem adalah laju penyimpanan energi sinar matahari oleh aktivitas fotosintetik dan kemosintetik yang dilakukan oleh produsen (terutama tumbuhan hijau berklorofil) ke bentuk bahan organikyang dapat dipergunakan sebagai bahan makanan.

Dengan kata lain, produktivitas primer adalah adalah laju produksi, yaitu jumlah bahan organik hasil fotosintesis per satuan waktu, sedangkan biomassa merupakan jumlah berat bahan organik per satuan area. Biomassa dapat dinyatakan sebagai biomassa volume, biomassa berat basah, biomassa berat kering, biomassa berat kering bebas debu. Dengan demikian, ada kalanya produktivitas tinggi, tetapi karena terjadi konsumsi oleh herbivora, maka biomassa menjadi rendah.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Primer Di Laut

Tinggi rendahnya produktivitas primer suatu lingkungan perairan laut, tergantung pada beberapa faktor antara lain :

    1.     Sinar Matahari

Banyak radiasi matahari yang mencapai biosfer sampai di lahan gundul atau badan air yang dapat menyerap atau memantulkan energi yang datang. Hanya sebagian kecil yang mengenai alga, bakteri fotosintetik dan daun tumbuhan, dan hanya sebagian cahaya yang memiliki panjang gelombang yang sesuai untuk fotosintesis. Produktivitas di laut umumnya terdapat paling besar di perairan dangkal dekat benua dan di sepanjang terumbu karang, dimana cahaya dan nutrient berlimpah. Di lautan terbuka, intensitas cahaya mempengaruhi produktivitas komunitas fitoplankton. Produktivitas secara umum paling besar dekat permukaan dan menurun secara tajam dengan bertambahnya kedalaman, karena cahaya secara cepat diserap oleh air dan plankton.

    2.     Awan

Sumber energi utama untuk semua aras trofik adalah sinar matahari yang hanya efekif pada waktu siang hari. Oleh karena ada absorbsi pada waktu energi berwujud sinar tersebut melalui atmosfer dan terjadi pemencaran oleh asap dan partikel debu serta ada awan, maka hanya tertinggal kurang lebih 46% sinar matahari yang mencapai permukaan bumi. Adanya awan dan debu di udara dapat mengurangi jumlah dan intensitas cahaya yang sampai ke pemukaan air setelah menjelajahi atmosfer. Keadaan seperti ini mengurangi penembusan cahaya ke permukaan laut dan mengurangi kecepatan proses produktivitas primer.

    3.     Angin

Angin dapat menciptakan gelombang yang dapat mengakibatkan permukaan laut tidok rata dan memantulkan sebagian sinar matahari jika dibandingkan dengan permukaan yang rata. Gelombang, terutama di perairan dangkal dapat juga menyebabkan kekeruhan dan mengurangi penembusan cahaya matahari. Tetapi sebaliknya, angin juga dapat mendorong massa air sehingga memperkaya zat hara untuk fotosintesis.

    4.     Suhu

Suhu yang membantu melalui keragaman musiman mengakibatkan hilangnya termoklin dan mendorong permukaan massa air yang menyediakan za hara untuk kegiatan fotosintesis. Suhu juga mempengaruhi daya larut gas-gas yang diperlukan untuk fotosintesis seperti CO2 dan O2 .

    5.     Zat-zat Hara (Nutrient)

Untuk proses fotosintesis, fitoplankton membutuhkn air, CO2 dan cahaya. Namun untuk proses pertumbuhan dan produksi sel, fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan unsur hara. Tanpa ketersediaan ini, sel-sel fitoplankton tidak dapat membelah diri dan selanjutnya menjadi tua (senescent). Selama ada unsur hara, populasi sel akan meningkat. Zat-zat hara anorganik utama yang diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak adalah nitrogen dan fosfor. Zat-zat hara lain, baik anorganik maupun organik, mungkin diperlukan dalam jumlah kecil atau sangat kecil, namun pengaruhnya terhadap produktivitas tidak sebesar nitrogen dan fosfor.

C. Rantai Makanan di Laut

Rantai makanan (food chain) adalah hubungan makan-dimakan antara organisme autotrofik dengan organisme heterotrofik dan antara sesama heterotrofik, di mana terjadi perpindahan aliran energi dari produsen ke konsumen.

Organisme autotrofik disebut sebagai produsen meliputi semua organisme yang dapat mensintesa bahan organik dari bahan anorganik, sedangkan semua organisme yang langsung memanfaatkan organisme autorofik maupun saling makan antara organisme heterotrof pada tingkatan herbivora, karnivora ataupun dekomposer disebut sebagai konsumen. Setiap tingkatan trofik konsumen dalam suatu rantai makanan disebut sebagai tingkatan trofik (level trophic).

Setiap tingkatan trofik konsumen dalam suatu rantai makanan disebut sebagai tingkatan trofik (level trophic). Di darat, dimana banyak terdpat herbivora besar, rantai makanan biasanya pendek, hanya terdiri dari tiga atau empat mata rantai. Pada perairan aquatic (laut), rantai makanan yangterjadi panjang, bisa mencapai lima atau lebih mata rantai karena herbivora yang hidup umumnya berukuran sangat kecil. Rantai-rantai makan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem akan membentuk jaring-jaring makanan (food web).

Agar rantai makan berkelanjutan dan selalu berada dalam keadaan yang seimbang, makaprodusen harus lebih besar jumlahnya daripada konsumen tingkat satu. Begitu pulkonsumen tingkat satu harus lebih banyak daripada konsumen tingkat dua daseterusnya.  Dengan demikian, makin tinggi tingkat konsumennya, jumlah populasi harusemakin kecil (semakin meruncing) sehingga tampak sebagai piramida makanan. Piramida makanan adalah rantai makanan dalam bentuk piramida, dimana mata rantai dasar berupa biota berukuran kecil yang berada dalam jumlah individu yang besar dan puncaknya berisi biota berukuran besar dengan jumlah individu yang kecil.

Dalam rantai makanan (food chain), fitoplankton akan dimakan oleh hewan herbivora yang merupakan produsen sekunder (secondary producer). Produsen sekunder ini umumnya berupa zooplankton yang kemudian dimangsa pula oleh hewan karnivora yang lebih besar sebagai produsen tersier (tertiary producer). Demikianlah seterusnya rentetan karnivora memangsa karnivora lain hingga merupakan produsen tingkat keempat, kelima dan seterusnya.

Perpindahan senyawa organik dari satu tingkat ke tingkat lebih tinggi berlangsung tidak efisien. Diperkirakan efisensi perpindahan ini hanya sekitar 10%. Ini berarti bahwa dari 1000 unit bahan organik yang yang diproduksi oleh produsen primer hanya 100 unit yang dapat membentuk produsen kedua, selanjutnya menjadi 10 unit produsen ketiga, satu unit produsen keempat dan seterusnya. Demikianlah, maka jenjang permakanan (trophic level) ini, dari produsen primer hingga karnivora puncak (top carnivore) akan membentuk limas pakan (food pyramid). Jelaslah bahwa fitoplankton, sebagai produsen primer, merupakan pangkal rantai makanan dan merupakan fondamen yang mendukung kehidupan seluruh biota laut lainnya. Atau dengan kata lain dapat disebutkan bahwa perairan yang produktivitas primer fitoplanktonnya tinggi akan mempunyai potensi sumberdaya hayati yang besar pula.  

Menurut sifatnya, rantai makanan di laut terbagi atas dua bagian, yaitu :

1.     Rantai Makanan Rerumputan (Grazing Food Chain)

Rantai makanan ini diawali oleh tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai makanan rerumputan misalnya tumbuhan herbivora-karnivora. Pada rantai makanan rerumputan ini, sumber nutriennya secara langsung adalah tumbuhan itu sendiri yang daunnya dimakan oleh konsumen tingkat pertama. Produksi tumbuhan masuk ke dalam rantai makanan komunitas pelagik melalui organisme pemakan tumbuhan atau herbivora.  Karena ukuran fitoplankton sangat kecil, organisme herbivora pun kecil. Sejumlah besar spesies invetebrata planktonik adalah herbivora, tetapi herbivora yang dominan dalam semua lautan ini adalah berbagai spesies copepoda yang terdiri dari 50% - 80% dari jumlah zooplankton, selain Cladocera dan Euphausiid.

Rantai makanan merumput umumnya terjadi pada ekosistem terumbu karang atau pada komunitas lamun. Secara ringkas, rantai makanan meramban di laut dapat disederhanakan menjadi :

a.     Produsen : - Fitoplankton, Tumbuhan Thallus (Algae), Makrophyta (Lamun)

b.     Konsumen :

-       Zooplankton (Herbivora) : berupa Cladocera; Copepoda, Euphausiid.

-       Zooplankton (Karnivora) : berupa larva ikan; Ikan Pemakan plankton, seperti ikan kembung, ikan tongkol; barakuda, ikan Paus; Teritip; Hewan-hewan karang.

2. Rantai Makanan Detritus (Detritus Food Chain)

Detritus berasal dari bahasa Latin, deterere yang artinya busuk, menghilang atau lapuk. Detritus merupakan salah satu sumber makanan utama dalam ekosistem pesisir atau lautan yang terdiri dari sisa-sisa bahan organik tumbuhan dan hewan yang berukuran mikroskopik dan berasosiasi dengan bakteri. Rantai makanan detritus meliputi hasil penghancuran, pengumpulan, pembusukan atau penguraian (dekomposisi) bahan-bahan yang mati. Dengan demikian, komponen rantai makanannya dapat disederhanakan mejadi :

a)     Produsen    :       Detritus

b)    Konsumen :   Bakteri dan fungi;Protozoa dan avertebrata lain Karnivora   sedang,  Karnivora tinggi

Tumpukan besar detritus, baik secara langsung maupun tidak langsung berasal dari biomassa tumbuh-tumbuhan. Biomassa hewan juga termasuk, tetapi besarnya biomassa tumbuh-tumbuhan melampaui biomassa hewan, karena kotoran hewan sebagian besar terdiri dari dari materi tumbuh-tumbuhan.

Sumber detritus lainnya yang terbesar adalah kotoran hewan atau feses (faeces), terutama feses dari pemakan tumbuh-tumbuhan. Sebanyak 10 – 50% makanan hewan tidak dicernakan, melainkan dibuang sebagai feses. Bakteri dan fungi merupakan pengurai utama, dan protozoa merupakan konsumen bakteri dan detritivor yang lebih besar. Pola rantai makanan detritus sering dijumpai pada ekosistem estuari dan pada ekosistem mangrove. Pada ekosistem mangrove, sumber utama detritus berasal dari daun-daun dan ranting-ranting bakau yang telah membusuk. Daun-daun yang gugur dan sebagian algae yang gugur akan dimakan oleh jenis-jenis bakteri dan fungi. Bakteri dan fungi ini akan dimakan oleh sebagian protozoa dan avertebarata lainnya dan kemudian kedua organisme ini akan dimakan oleh karnivora sedang, kemudian karnivora sedang akan dimakan oleh karnivora yang lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apasaja bentukan proses organik dilautan dan dipantai ?

BENTUKAN PROSES ORGANIK DI LAUTAN DAN PANTAI pendahuluan  bentuk lahan asal organik >> bentuk lahan yang secara alamiah terbentuk dari...